Transformator adalah komponen listrik yang berfungsi sebagai pengubah level tegangan, bisa menurunkan atau menaikkan level tegangan.
Transformator atau disingkat trafo umumnya berbentuk kotak yang dibuat dari bahan lempengan besi atau ferit yang dililit 2 kawat tembaga berisolasi.
Gulungan Transformator
Transformator berisi 2 gulungan kawat tembaga berisolasi yang masing masing diberi nama primer dan sekunder. Gulungan primer sebagai terminal input trafo dan gulungan sekunder sebagai terminal output trafo.
Jika input trafo diberikan tegangan AC (DC tidak bisa, karena tidak memiliki frekuensi) maka gulungan primer akan membuat medan elektromagnetik di lempengan besi/ferit yang kemudian menginduksi gulungan sekunder hingga menghasilkan kembali tegangan listrik. Proses induksi ini juga dikenal dengan hukum faraday.
Jenis Trafo
Trafo didesain untuk mampu menaikkan dan menurunkan level tegangan oleh karenanya trafo dibagi dalam 2 jenis, Trafo penaik tegangan (Step up) dan trafo penurun tegangan (step down).
Untuk menaikkan tegangan pada prinsipnya gulungan primer trafo (N s) akan lebih sedikit jumlahnya dari gulungan sekunder (N s). Dan untuk menurunkan tegangan gulungan sekunder trafo akan lebih sedikit jumlahnya dari gulungan primer. Perbedaan jumlah gulungan ini disebut Rasio Tegangan Trafo. Berikut contoh Rasio Tegangan trafo 1:2.
Berikut trafo rasio 2:1
Kenapa level tegangan diubah?
Kenapa tegangan harus diturunkan dan dinaikkan? Jika kita ukur tegangan listrik dirumah dengan multimeter maka akan tampil tegangan berkisar 220 volt AC, Jika kita punya handphone tegangan yang dikonsumsi umumnya sebesar 3 sampai 5 volt tentu saja akan merusak handphone jika kita menggunakan langsung 220 vac tanpa menyamakan level tegangan menjadi 5 volt.
Lalu kenapa tegangan dinaikkan ? Di pusat pembangkit listrik (misal PLN), listrik yang dihasilkan akan didistribusikan ke pelanggan rumah atau pabrik pabrik yang jaraknya berjauhan, prinsip kabel distribusi adalah semangkin kecil kabel yang digunakan maka akan semangkin menghemat biaya distribusi karena kebel lebih ringan dan lebih kecil. Cara untuk mendapatkan kabel dengan dimensi lebih kecil dan lebih ringan adalah dengan menaikkan tegangan nya, menjadi lebih kecilnya kabel terjadi akibat hukum ohm yang menyatakan semangkin tegangan dinaikkan maka arus juga semangkin kecil yang otomatis ukuran diameter kabel yang dibutuhkan juga semangkin kecil.
Transformator sebagai komponen listrik
Sebenarnya transformer dapat dianggap sebagai komponen listrik daripada komponen elektronik, karena pengaplikasiannya. Sebuah transformator pada dasarnya statis (atau stasioner), Trafo bekerja pada prinsip hukum Faraday dengan menciptakan induksi maka akan dihasilkan energi listrik dari satu nilai ke nilai yang lain.
Sebuah transformator beroperasi pada prinsip-prinsip induksi elektromagnetik. Induksi adalah proses dimana kumparan kawat magnetis menginduksi tegangan kumparan lain yang terletak di dekatnya
Transformator fasa tunggal pada dasarnya terdiri dari dua kumparan kawat listrik, satu disebut "Primary Winding" dan yang lain "Secondary Winding". Untuk artikel ini kita akan mendefinisikan sisi "primer" trafo sebagai input, dan "sekunder" sebagai sisi output. Dalam tegangan transformator fase tunggal primer biasanya berada disisi tegangan yang lebih tinggi.
Kedua kumparan tidak saling tersambung satu sama lain tetapi di lilit bersama-sama di sekitar sirkuit besi magnet tertutup disebut "inti". Inti besi lunak ini tidak padat tetapi terdiri dari lapisan lapisan individu yang dihubungkan bersama untuk membantu mengurangi kerugian inti.
Dua gulungan kumparan elektrik terisolasi satu sama lain akan tetapi magnetis yang timbul mampu mengalir melalui inti yang memungkinkan daya listrik juga akan ditransfer dari satu kumparan ke kumparan yang lain. Jadi ketika arus listrik melewati gulungan primer akan ada aliran medan magnet yang akan menginduksi tegangan di gulungan sekunder seperti sbb:
Tampak dua lilitan trafo tidak tersambung listrik secara langsung antara dua gulungan. Umumnya, gulungan primer dari transformator dihubungkan ke suplai tegangan dengan mengubah tenaga listrik menjadi medan magnet. Sedangkan gulungan sekunder untuk mengkonversi medan magnet bolak balik dari primer menjadi tenaga listrik.
Konstruksi Transformer (single-phase)
Dimana:
• V P - adalah Voltage Primer
• V S - adalah Voltage Sekunder
• N P - adalah Jumlah Windings (gulungan) Primer
• N S - adalah Jumlah Windings (gulungan) Sekunder
Contoh:
Np / Ns = Vp / Vs
2200 / Ns = 220 / 10
Ns = 2200 / (220 /10 )
Ns = 2200 / 22
Ns = 100
Jadi untuk menghasilkan tegangan output (Vs) sekunder 10V, kumparan sekunder (Ns) harus 100 lilitan.
Transformator adalah semua tentang "rasio". Rasio primer ke sekunder, rasio input ke output, dan rasio belitan dari setiap transformator yang diberikan akan sama dengan rasio tegangan. Dengan kata lain untuk transformator didapat
rasio = rasio tegangan"
Gulungan Transformer
Sebuah transformator tegangan memiliki 1500 gulungan kawat pada kumparan primer dan 500 gulungan kawat untuk kumparan sekunder. Berapa rasio gulungan (TR) dari trafo?
Rasio ini dari 3: 1 (3 ke 1) hanya berarti bahwa ada tiga gulungan primer untuk setiap satu gulungan sekunder.
Tegangan transformator
Jika diberikan tegangan 240 volt pada gulungan primer dari transformator berapa tegangan sekunder yang dihasilkan?
Dari sini jenis transformator adalah trafo "step-down" karena transformator dengan tegangan primer 240 volt dan tegangan sekunder lebih rendah yaitu 80 volt.
Daya transformer
Salah satu parameter penting trafo adalah power rating. Power rating dari transformator diperoleh hanya dengan mengalikan arus dengan tegangan untuk mendapatkan Volt-ampere, (VA).
Transformator fase tunggal berukuran kecil dapat dinilai dalam volt-ampere saja, tetapi transformator daya yang jauh lebih besar dinilai dalam satuan Kilo volt-ampere, (kVA) di mana 1 kilo volt-ampere sama dengan 1.000 volt-ampere, dan lebih besar lagi bisa Mega volt -amperes, (MVA) di mana 1 mega volt-ampere sama dengan 1 juta volt-ampere.
Dalam transformator ideal (mengabaikan kerugian), sebenarnya daya yang tersedia di gulungan sekunder akan sama degan daya digulungan primer, Trafo adalah perangkat dengan watt konstan dan tidak mengubah daya walau rasio diubah ubah.
Dengan demikian, dalam sebuah transformator ideal Ratio Power sama dengan satu (kesatuan) sebagai tegangan V dikalikan ampere
P = I x V
Dimana:
P = Power (Watt)
I= Arus (A)
V= Teganngan (V)
sehingga daya output selalu pada nilai yang sama dengan daya input. Maka kita dapat mengatakan bahwa daya primer dan daya sekunder adalah sama (P P = P S).
Gambar dibawah ini memiliki tegangan primer sebesar 1000 volt dengan arus 2 Ampere sesuai dengan persamaan P=IxV akan didapat 1000x2 = 2000 Watt di primer. Di sekunder memiliki tegangan sebesar 200 volt dengan arus yang keluar lebih besar 10 Ampere sesuai dengan persamaan P=IxV akan didapat 200x10 = 2000 Watt. Kesimpulannya power ratio trafo akan sama saja antara primer dan sekunder.
Efisiensi Transformer
Sebuah transformator tidak memerlukan bagian yang bergerak untuk mentransfer energi. Ini berarti bahwa tidak ada gesekan. Namun, transformer menderita kerugian dari "kerugian tembaga" dan "kerugian besi" tapi umumnya ini cukup kecil.
Daya hilang dapat ditentukan (di setiap gulungan) dengan mengkuadratkan ampere dan mengalikannya dengan tahanan (ohm) dari gulungan (I2 x R). Selain kerugian tembaga ada juga kerugian inti besi .
Intensitas daya yang hilang dalam sebuah transformator menentukan efisiensi. Efisiensi transformator tercermin dalam daya (watt), yaitu kerugian antara gulungan primer (input) dan gulungan sekunder (output). Kemudian efisiensi yang dihasilkan dari sebuah transformator adalah sama dengan rasio dari output daya dari gulungan sekunder.
Transformator ideal adalah 100% efisien karena memberikan semua energi dari inputnya. Namun kenyataannya efisiensi transformator adalah antara 94% sampai 96% ini sudah cukup baik.
Untuk transformator yang beroperasi dengan tegangan dan frekuensi konstan dengan kapasitas yang sangat tinggi, efisiensi dapat setinggi 98%. Efisiensi η trafo diberikan sebagai berikut:
Di mana Input, Output dan Kerugian semua dinyatakan dalam satuan listrik.
Umumnya ketika berhadapan dengan transformer, watt primer disebut "volt-amp", VA untuk membedakan mereka dari watt sekunder. Atau persamaan efisiensi di atas dapat dimodifikasi sbb:
Kadang-kadang lebih mudah untuk mengingat hubungan antara trafo input, output dan efisiensi dengan menggunakan gambar. Berikut tiga kuantitas VA, W dan η digambar menjadi segitiga daya. watt di bagi dengan dengan volt-amp kali efisiensi.
Segitiga Transformer Efisiensi
atau:
Representasi dasar dari Transformer
Seperti yang sudah di ulas transformer primer dan gulungan sekunder menghasilkan transformator step-up atau step down transformator. Jika rasio ini kurang dari n <1 maka N S lebih besar dari N P dan transformator digolongkan sebagai transformator step-up. Jika rasio ini lebih besar n> 1, yaitu N P lebih besar dari N S, transformator digolongkan sebagai transformator step-down.
Perhatikan fase tunggal step down transformator juga dapat digunakan sebagai transformator step-up hanya dengan membalikkan koneksi dan membuat tegangan rendah digulungan primer.
Jika rasio sama dengan n = 1 maka kedua primer dan sekunder memiliki jumlah gulungan yang sama, tegangan dan arus juga sama untuk kedua gulungan.
Macam Macam Gulungan Transfomator (Transformator winding)
Sejauh ini kita telah melihat transformer yang memiliki gulungan primer tunggal dan gulungan sekunder tunggal. Transformer adalah trafo yang memungkinkan kita untuk memiliki lebih dari satu gulungan di kedua sisi primer atau sekunder.
Beberapa gulungan transformer, juga dikenal sebagai transformator multi-coil, mengandung lebih dari satu primer atau lebih dari satu kumparan sekunder, dapat berupa transformator satu fase atau transformator tiga fase, (multi-gulungan, multi-fase transformator) operasinya sama saja.
Beberapa Transformers Winding juga dapat digunakan untuk menyediakan trafo step-up, step-down, atau kombinasi. Bahkan kelipatan gulungan transformer dapat memiliki beberapa gulungan sekunder pada inti yang sama dengan masing-masing memberikan tegangan yang berbeda beda.
Di sirkuit elektronik, satu transformator sering digunakan untuk memasok berbagai level tegangan yang lebih rendah untuk komponen yang berbeda.
Jadi transformator mungkin memiliki sejumlah gulungan sekunder yang berbeda, masing-masing elektrik terisolasi dari yang lain. Kemudian masing-masing dari kumparan sekunder akan menghasilkan tegangan yang proporsional dengan jumlah gulungan
Beberapa Transformer Winding
Di atas menunjukkan contoh "beberapa gulungan transformator " yang memiliki sejumlah gulungan sekunder yang juga menyediakan berbagai level tegangan berbeda. Gulungan primer dapat digunakan secara individu atau dihubungkan bersama untuk mengoperasikan trafo dari tegangan suplai yang lebih tinggi
Gulungan sekunder dapat dihubungkan bersama-sama dalam berbagai konfigurasi menghasilkan tegangan yang lebih tinggi atau lebih rendah. Harus dicatat bahwa menghubungkan bersama-sama gulungan trafo paralel hanya mungkin jika dua gulungan elektrik identik yaitu level arus dan tegangan yang sama.
Transformers Dual Voltage
Ada sejumlah atau beberapa gulungan transformer yang tersedia yang memiliki dua gulungan primer dari tegangan identik dan dua gulungan sekunder juga dengan tegangan yang identik.
Transformator ini dirancang untuk digunakan dalam berbagai aplikasi dengan gulungan terhubung bersama-sama dalam suatu seri atau kombinasi paralel untuk tegangan primer lebih tinggi atau arus sekunder yang lebih besar. Jenis gulungan transformator ini lebih sering disebut Dual Voltage Transformers seperti yang ditunjukkan berikut.
Transformer Primer Ganda & sekunder ganda.
Transformator yang memiliki dua gulungan primer dan dua gulungan sekunder dengan total empat total koneksi. Koneksi ke gulungan primer atau sekunder harus dilakukan dengan benar. Jika terhubung tidak benar, mungkin akan membuat short circuit atau meledak.
Transformator tegangan ganda atau Dual Voltage dapat digunakan untuk beroperasi dengan pasokan listrik yang memiliki level tegangan berbeda, makanya disebut" transformator Dual Voltage". Misalnya, gulungan primer memiliki rating tegangan 240 / 120V pada primer dan 12 / 24V pada sekunder. Untuk mendapatkan dual voltage ini, bisa kita lihat keteragan gambar sbb:
Transformer dengan sekunder Terhubung Seri
Dua input 120V pada gulungan primer bisa dihubungkan seri untuk mendapatkan input 240V. Dua gulungan sekunder adalah 12V dengan arus 2.5A jika dihubungkan secara seri maka tegangan terminal sekunder menjadi jumlah dari dua gulungan tegangan individu hasilnya 24 Volt.
Jika dua gulungan sekunder dihubungkan secara seri, jumlah arus mengalir melalui masing-masing gulungan adalah sama pada 2,5 Amps namun tegangan menjadi 24 volt. Tapi jika Jika dua gulungan sekunder dihubungkan secara paralel, jumlah arus menjadi 5 Amps namun tegangan tetap pada 12 volt.
Transformer dengan sekunder Terhubung paralel
Transformers Centre Tapped
Trafo center-tap dirancang untuk memberikan dua tegangan menengah yang terpisah, V A dan V B dengan koneksi common. Jenis konfigurasi transformator menghasilkan dua fase, 3 terminal kabel.
Tegangan sekunder adalah sama dan sebanding dengan tegangan suplai V P, karena itu daya di setiap gulungan adalah sama. Tegangan yang dihasilkan di setiap gulungan sekunder ditentukan oleh rasio belitan seperti yang ditunjukkan berikut ini.
Center tap Transformer
Di atas menunjukkan sebuah transformator center tap. Titik koneksi adalah tepat di tengah dari gulungan sekunder dan menyediakan koneksi common untuk dua tegangan sekunder yang sama tetapi berlawanan kutub.
Dengan center tap, output V A dan V B akan memiliki fasa terbalik. Namun, ada satu kelemahan dari menggunakan centre tap trafo, yaitu dapat menghasilkan tegangan tidak seimbang di dua gulungan sekundernya, dikarenakan beban tidak seimbang.
Berikut membuat trafo center tap dari trafo dual voltage
Beberapa Transformers Winding memiliki banyak kegunaan dalam sirkuit listrik dan elektronik. Transformers Winding dapat digunakan untuk memasok tegangan sekunder yang berbeda untuk beban yang berbeda pula, dengan cara merangkai seri, paralel atau kombinasi.
Sumber http://www.electronics-tutorials.ws
Gulungan Transformer
Sebuah transformator tegangan memiliki 1500 gulungan kawat pada kumparan primer dan 500 gulungan kawat untuk kumparan sekunder. Berapa rasio gulungan (TR) dari trafo?
Rasio ini dari 3: 1 (3 ke 1) hanya berarti bahwa ada tiga gulungan primer untuk setiap satu gulungan sekunder.
Tegangan transformator
Jika diberikan tegangan 240 volt pada gulungan primer dari transformator berapa tegangan sekunder yang dihasilkan?
Dari sini jenis transformator adalah trafo "step-down" karena transformator dengan tegangan primer 240 volt dan tegangan sekunder lebih rendah yaitu 80 volt.
Daya transformer
Salah satu parameter penting trafo adalah power rating. Power rating dari transformator diperoleh hanya dengan mengalikan arus dengan tegangan untuk mendapatkan Volt-ampere, (VA).
Transformator fase tunggal berukuran kecil dapat dinilai dalam volt-ampere saja, tetapi transformator daya yang jauh lebih besar dinilai dalam satuan Kilo volt-ampere, (kVA) di mana 1 kilo volt-ampere sama dengan 1.000 volt-ampere, dan lebih besar lagi bisa Mega volt -amperes, (MVA) di mana 1 mega volt-ampere sama dengan 1 juta volt-ampere.
Dalam transformator ideal (mengabaikan kerugian), sebenarnya daya yang tersedia di gulungan sekunder akan sama degan daya digulungan primer, Trafo adalah perangkat dengan watt konstan dan tidak mengubah daya walau rasio diubah ubah.
Dengan demikian, dalam sebuah transformator ideal Ratio Power sama dengan satu (kesatuan) sebagai tegangan V dikalikan ampere
P = I x V
Dimana:
P = Power (Watt)
I= Arus (A)
V= Teganngan (V)
sehingga daya output selalu pada nilai yang sama dengan daya input. Maka kita dapat mengatakan bahwa daya primer dan daya sekunder adalah sama (P P = P S).
Gambar dibawah ini memiliki tegangan primer sebesar 1000 volt dengan arus 2 Ampere sesuai dengan persamaan P=IxV akan didapat 1000x2 = 2000 Watt di primer. Di sekunder memiliki tegangan sebesar 200 volt dengan arus yang keluar lebih besar 10 Ampere sesuai dengan persamaan P=IxV akan didapat 200x10 = 2000 Watt. Kesimpulannya power ratio trafo akan sama saja antara primer dan sekunder.
Efisiensi Transformer
Sebuah transformator tidak memerlukan bagian yang bergerak untuk mentransfer energi. Ini berarti bahwa tidak ada gesekan. Namun, transformer menderita kerugian dari "kerugian tembaga" dan "kerugian besi" tapi umumnya ini cukup kecil.
Kerugian tembaga, juga dikenal sebagai I2 x R kerugian daya listrik adalah daya yang hilang dalam panas sebagai akibat dari sirkulasi arus di sekitar gulungan transformer tembaga, kerugian tembaga merupakan kerugian terbesar dalam pengoperasian trafo.
Daya hilang dapat ditentukan (di setiap gulungan) dengan mengkuadratkan ampere dan mengalikannya dengan tahanan (ohm) dari gulungan (I2 x R). Selain kerugian tembaga ada juga kerugian inti besi .
Intensitas daya yang hilang dalam sebuah transformator menentukan efisiensi. Efisiensi transformator tercermin dalam daya (watt), yaitu kerugian antara gulungan primer (input) dan gulungan sekunder (output). Kemudian efisiensi yang dihasilkan dari sebuah transformator adalah sama dengan rasio dari output daya dari gulungan sekunder.
Transformator ideal adalah 100% efisien karena memberikan semua energi dari inputnya. Namun kenyataannya efisiensi transformator adalah antara 94% sampai 96% ini sudah cukup baik.
Untuk transformator yang beroperasi dengan tegangan dan frekuensi konstan dengan kapasitas yang sangat tinggi, efisiensi dapat setinggi 98%. Efisiensi η trafo diberikan sebagai berikut:
Di mana Input, Output dan Kerugian semua dinyatakan dalam satuan listrik.
Umumnya ketika berhadapan dengan transformer, watt primer disebut "volt-amp", VA untuk membedakan mereka dari watt sekunder. Atau persamaan efisiensi di atas dapat dimodifikasi sbb:
Kadang-kadang lebih mudah untuk mengingat hubungan antara trafo input, output dan efisiensi dengan menggunakan gambar. Berikut tiga kuantitas VA, W dan η digambar menjadi segitiga daya. watt di bagi dengan dengan volt-amp kali efisiensi.
Segitiga Transformer Efisiensi
atau:
Representasi dasar dari Transformer
Seperti yang sudah di ulas transformer primer dan gulungan sekunder menghasilkan transformator step-up atau step down transformator. Jika rasio ini kurang dari n <1 maka N S lebih besar dari N P dan transformator digolongkan sebagai transformator step-up. Jika rasio ini lebih besar n> 1, yaitu N P lebih besar dari N S, transformator digolongkan sebagai transformator step-down.
Perhatikan fase tunggal step down transformator juga dapat digunakan sebagai transformator step-up hanya dengan membalikkan koneksi dan membuat tegangan rendah digulungan primer.
Jika rasio sama dengan n = 1 maka kedua primer dan sekunder memiliki jumlah gulungan yang sama, tegangan dan arus juga sama untuk kedua gulungan.
Macam Macam Gulungan Transfomator (Transformator winding)
Sejauh ini kita telah melihat transformer yang memiliki gulungan primer tunggal dan gulungan sekunder tunggal. Transformer adalah trafo yang memungkinkan kita untuk memiliki lebih dari satu gulungan di kedua sisi primer atau sekunder.
Beberapa gulungan transformer, juga dikenal sebagai transformator multi-coil, mengandung lebih dari satu primer atau lebih dari satu kumparan sekunder, dapat berupa transformator satu fase atau transformator tiga fase, (multi-gulungan, multi-fase transformator) operasinya sama saja.
Beberapa Transformers Winding juga dapat digunakan untuk menyediakan trafo step-up, step-down, atau kombinasi. Bahkan kelipatan gulungan transformer dapat memiliki beberapa gulungan sekunder pada inti yang sama dengan masing-masing memberikan tegangan yang berbeda beda.
Di sirkuit elektronik, satu transformator sering digunakan untuk memasok berbagai level tegangan yang lebih rendah untuk komponen yang berbeda.
Jadi transformator mungkin memiliki sejumlah gulungan sekunder yang berbeda, masing-masing elektrik terisolasi dari yang lain. Kemudian masing-masing dari kumparan sekunder akan menghasilkan tegangan yang proporsional dengan jumlah gulungan
Beberapa Transformer Winding
Di atas menunjukkan contoh "beberapa gulungan transformator " yang memiliki sejumlah gulungan sekunder yang juga menyediakan berbagai level tegangan berbeda. Gulungan primer dapat digunakan secara individu atau dihubungkan bersama untuk mengoperasikan trafo dari tegangan suplai yang lebih tinggi
Gulungan sekunder dapat dihubungkan bersama-sama dalam berbagai konfigurasi menghasilkan tegangan yang lebih tinggi atau lebih rendah. Harus dicatat bahwa menghubungkan bersama-sama gulungan trafo paralel hanya mungkin jika dua gulungan elektrik identik yaitu level arus dan tegangan yang sama.
Transformers Dual Voltage
Ada sejumlah atau beberapa gulungan transformer yang tersedia yang memiliki dua gulungan primer dari tegangan identik dan dua gulungan sekunder juga dengan tegangan yang identik.
Transformator ini dirancang untuk digunakan dalam berbagai aplikasi dengan gulungan terhubung bersama-sama dalam suatu seri atau kombinasi paralel untuk tegangan primer lebih tinggi atau arus sekunder yang lebih besar. Jenis gulungan transformator ini lebih sering disebut Dual Voltage Transformers seperti yang ditunjukkan berikut.
Transformer Primer Ganda & sekunder ganda.
Transformator yang memiliki dua gulungan primer dan dua gulungan sekunder dengan total empat total koneksi. Koneksi ke gulungan primer atau sekunder harus dilakukan dengan benar. Jika terhubung tidak benar, mungkin akan membuat short circuit atau meledak.
Transformator tegangan ganda atau Dual Voltage dapat digunakan untuk beroperasi dengan pasokan listrik yang memiliki level tegangan berbeda, makanya disebut" transformator Dual Voltage". Misalnya, gulungan primer memiliki rating tegangan 240 / 120V pada primer dan 12 / 24V pada sekunder. Untuk mendapatkan dual voltage ini, bisa kita lihat keteragan gambar sbb:
Transformer dengan sekunder Terhubung Seri
Dua input 120V pada gulungan primer bisa dihubungkan seri untuk mendapatkan input 240V. Dua gulungan sekunder adalah 12V dengan arus 2.5A jika dihubungkan secara seri maka tegangan terminal sekunder menjadi jumlah dari dua gulungan tegangan individu hasilnya 24 Volt.
Jika dua gulungan sekunder dihubungkan secara seri, jumlah arus mengalir melalui masing-masing gulungan adalah sama pada 2,5 Amps namun tegangan menjadi 24 volt. Tapi jika Jika dua gulungan sekunder dihubungkan secara paralel, jumlah arus menjadi 5 Amps namun tegangan tetap pada 12 volt.
Transformer dengan sekunder Terhubung paralel
Transformers Centre Tapped
Trafo center-tap dirancang untuk memberikan dua tegangan menengah yang terpisah, V A dan V B dengan koneksi common. Jenis konfigurasi transformator menghasilkan dua fase, 3 terminal kabel.
Tegangan sekunder adalah sama dan sebanding dengan tegangan suplai V P, karena itu daya di setiap gulungan adalah sama. Tegangan yang dihasilkan di setiap gulungan sekunder ditentukan oleh rasio belitan seperti yang ditunjukkan berikut ini.
Center tap Transformer
Di atas menunjukkan sebuah transformator center tap. Titik koneksi adalah tepat di tengah dari gulungan sekunder dan menyediakan koneksi common untuk dua tegangan sekunder yang sama tetapi berlawanan kutub.
Dengan center tap, output V A dan V B akan memiliki fasa terbalik. Namun, ada satu kelemahan dari menggunakan centre tap trafo, yaitu dapat menghasilkan tegangan tidak seimbang di dua gulungan sekundernya, dikarenakan beban tidak seimbang.
Berikut membuat trafo center tap dari trafo dual voltage
Beberapa Transformers Winding memiliki banyak kegunaan dalam sirkuit listrik dan elektronik. Transformers Winding dapat digunakan untuk memasok tegangan sekunder yang berbeda untuk beban yang berbeda pula, dengan cara merangkai seri, paralel atau kombinasi.
Sumber http://www.electronics-tutorials.ws
0 Please Share a Your Opinion.:
Posting Komentar